Bacaandan Tafsir Surah Al Lail Ayat 8 hingga 14, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Terjemahannya TRIBUNPALU.COM - Surah Al Lail merupakan salah satu surah yang berada di dalam kitab suci Al Secarabahasa, istiqomah berasal dari bahasa Arab istiqamah yang bermakna lurus dan tegak. Sedangkan menurut istilah, istiqomah berarti terus berpegang teguh pada ajaran Islam, baik urusan akidah, ibadah, akhlak, maupun muamalah. Di Indonesia, istiqomah sering diterjemahkan sebagai konsisten dalam melaksanakan sesuatu atau bersikap. ParaUlama mengatakan "Al-Istiqomah khoirun min alfi karomah" yang artinya Istiqamah lebih baik daripada seribu karomah. Orang yang istiqamah adalah mereka yang konsisten dan terus-menerus melakukan ibadah dan ketaatan kepada Allah. Secara bahasa, istiqamah berarti tegak, lurus, taat asas, atau kuat dalam pendirian. Istiqamah terbagi tiga macam, yaitu istiqamah dengan lisan, istiqamah dengan hati, dan istiqamah dengan perbuatan. AstaghfirullahHal Adzim Tulisan Arab artinya adalah "Aku mohon ampun kepada Allah yang maha agung". Hal ini karena banyak sekali ayat Al Qur'an yang menganjurkan untuk selalu berdzikir kepada Allah seperti S.Al Anfal 33 dan S.An Naml 46. Faktor yang membuat iman menjadi tebal adalah jika kita istiqomah untuk berdzikir terutama Dalamtata bahasa Arab kalimat yang mengikuti pola (wazan) "istaf'ala' atau "istif'al" menunjukkan arti permintaan atau permohonan. Maka istighotsah berarti meminta pertolongan. Seperti kata ghufron yang berarti ampunan ketika diikutkan pola istif'al menjadi istighfar yang berarti memohon ampunan. vIm3Qs. ISTIQOMAHOleh Ustadz Ustadz Abu Ismail Muslim al-AtsariSesunguhnya nikmat Allâh Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya tidak terbatas. Di antara nikmat yang paling besar adalah nikmat iman dan islam. Demikian juga nikmat istiqomah di atas iman. Hal ini ditunjukkan oleh hadits di bawah iniعَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الثَّقَفِيِّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ قَالَ قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْDari Sufyan bin Abdullâh ats-Tsaqafi, ia berkata Aku berkata, “Wahai Rasûlullâh, katakan kepadaku di dalam Islam satu perkataan yang aku tidak akan bertanya kepada seorangpun setelah Anda!” Beliau menjawab “Katakanlah, aku beriman’, lalu istiqomahlah”. [HR Muslim, no. 38; Ahmad 3/413; Tirmidzi, no. 2410; Ibnu Majah, no. 3972].MAKNA ISTIQOMAH Imam Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah wafat tahun 795 H berkata menjelaskan makna istiqomah dan kedudukan hadits ini dengan mengatakan “Istiqomah adalah meniti jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus, dengan tanpa membelok ke kanan atau ke kiri. Dan istiqomah mencakup melakukan semua ketaatan yang lahir dan yang batin dan meninggalkan semua perkara yang dilarang. Maka wasiat ini mencakup seluruh ajaran agama”.[1]Dari penjelasan di atas maka diketahui bahwa ukuran istiqomah adalah agama yang lurus ini. Yaitu melakukan ketaatan sebagaimana diperintahkan dengan tanpa melewati batas, tanpa mengikuti hawa-nafsu, walaupun orang menganggapnya sebagai sikap berlebihan atau mengurangi. Allâh Ta’ala berfirmanفَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌMaka istiqomahlah tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan. [Hûd/11112].Allâh Ta’ala juga berfirmanفَلِذَٰلِكَ فَادْعُ ۖ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ ۖ وَقُلْ آمَنْتُ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنْ كِتَابٍ ۖ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۖ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ ۖ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۖ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُMaka karena itu serulah mereka kepada agama ini dan istiqomahlah tetaplah dalam agama dan lanjutkanlah berdakwah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan katakanlah “Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allâh dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allâh-lah tuhan kami dan tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu, tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allâh akan mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah tempat kembali kita”. [Syûrâ/4215].ISTIQOMAH HATI DAN ANGGOTA BADAN Imam Ibnu Rajab al-Hambali berkata Pokok istiqomah adalah istiqomah hati di atas tauhid, sebagaimana penjelasan Abu Bakar ash-Shiddîq dan lainnya terhadap firman Allâhإِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُواSesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah meneguhkan pendirian mereka”. [al-Ahqâf/4613].Yaitu bahwa mereka tidak berpaling kepada hati telah istiqomah di atas ma’rifah pengetahuan terhadap Allâh, khasyah takut kepada Allâh, mengagungkan Allâh, menghormati-Nya, mencintai-Nya, menghendaki-Nya, berharap kepada-Nya, berdoa kepada-Nya, tawakal kepada-Nya, dan berpaling dari selain-Nya; maka semua anggota badan juga istiqomah di atas ketaatan kepada-Nya. Karena hati merupaka raja semua anggota badan, dan semua anggota badan merupakan tentara hati. Maka jika raja istiqomah, tentara dan rakyatnya juga juga firman Allâhفَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًاMaka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allâh -Rûm/30 ayat 30- ditafsirkan dengan memurnikan niat dan kehendak bagi Allâh semata, tanpa sekutu hati, maka perkara terbesar yang juga dijaga isitqomahnya adalah lisan, karena ia merupakan penterjemah hati dan pengungkap isi hati. Oleh karena itulah setelah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan istiqomah, beliau mewasiatkan untuk menjaga dalam Musnad Imam Ahmad dari Anas bin Mâlik , dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , beliau bersabdaلَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ وَلَا يَدْخُلُ رَجُلٌ الْجَنَّةَ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُIman seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga hatinya istiqomah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga lisannya istiqomah. Dan orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan-kejahatannya, tidak akan masuk surga. [HR Ahmad, no. 12636, dihasankan oleh Syaikh Salim al-Hilali dalam Bahjatun-Nazhirin, 3/13].Disebutkan dalam Tirmidzi no. 2407 dari Abu Sa’id al-Khudri secara marfuu’ dan mauqûfإِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَاJika anak Adam memasuki pagi hari sesungguhnya semua anggota badannya berkata merendah kepada lisan “Takwalah kepada Allâh di dalam menjaga hak-hak kami, sesungguhnya kami ini tergantung kepadamu. Jika engkau istiqomah, maka kami juga istiqomah, jika engkau menyimpang dari jalan petunjuk, kami juga menyimpang. [HR Tirmidzi, no. 2407; dihasankan oleh Syaikh Salim al-Hilali dalam Bahjatun-Nazhirin 3/17, no. 1521].[2]KEUTAMAAN ISTIQOMAH Istiqomah tidaklah mudah. Namun seorang hamba akan mendapatkan semangat di dalam istiqomah dengan mengetahui keutamaannya. Allâh Ta’ala berfirman memberitakan keutamaan besar yang akan diraih oleh orang-orang yang istiqomahإِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَSesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Rabb kami ialah Allâh” kemudian mereka istiqomah meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan jannah yang telah dijanjikan Allâh kepadamu”. [Fush-shilat/4130].Di dalam ayat yang lain Allâh Ta’ala berfirmanإِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١٣﴾ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَSesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Rabb kami ialah Allâh”, kemudian mereka tetap istiqomah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal yang shalih maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. [al-Ahqâf /4613-14].ISTIGHFAR MELENGKAPI ISTIQOMAH Manusia pasti memiliki kekurangan. Manusia tidak akan mampu melaksanakan agama ini secara menyeluruh dengan sempurna. Oleh karena itulah Allâh Ta’ala memerintahkan istighfar setelah memerintahkan istiqomah. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirmanقُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ ۗ وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَKatakanlah “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka istiqomahlah tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya. [Fush-shilat/416].Iman Ibnu Rajab berkata “Di dalam firman Allâh maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya’, merupakan isyarat bahwa pasti terjadi kekuarangan di dalam menjalankan istiqomah yang diperintahkan, maka diperbaiki dengan istighfar yang mengharuskan taubat dan ruju’ menuju istiqomah”.[3]SEBAB-SEBAB ISTIQOMAH Sesungguhnya sebab-sebab istiqomah sangat banyak. Diantara sebab-sebab terpenting yang menjadikan seseorang istiqomah di jalan Allâh Ta’ala ialah sebagai berikut 1. Merenungkan al-Qur`ân. 2. Mengamalkan agama Allâh. 3. Doa. 4. Dzikir. 5. Pembinaan iman. 6. Meneladani Salafush-Shâlih dan ulama yang istiqomah. 7. Mencintai Allâh dan Rasul-Nya melebihi yang lainnya. 8. Mencintai dan membenci sesuatu karena Allâh. 9. Saling berwasiat dengan al-haq, kesabaran, dan kasih-sayang. 10. Meyakini masa depan bagi agama sedikit penjelasan tentang istiqomah, semoga A’lam.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun XVII/1435H/2014M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196] _______ Footnote [1]. Jâmi’ul-Ulûm wal-Hikam, juz 1, hlm. 510, karya Imam Ibnu Rojab, dengan penelitian Syu’aib al-Arnauth dan Ibrâhim Bajis, Penerbit ar-Risalah, Cet. 5, th. 1414 H/ 1994 M. [2]. Jâmi’ul-Ulûm wal-Hikam, 1/511-512. [3]. Jâmi’ul-Ulûm wal-Hikam, 1/510.

tulisan arab al istiqomah